FADHILAH/KEUTAMAAN SHALAT DHUHA
Tujuan utama dalam melaksanakan shalat dhuha adalah ibadah mengikuti
suri tauladan Nabi. Selain itu, ia merupakan amalan ibadah yang dapat
memudahkan jalan bagi pelakunya. Terutama, dalam segi kelapangan
memperoleh rizki. Dalil hadits yang berkaitan dengan shalat dhuha adalah sebagai berikut:
1. Hadits riwayat Muslim:
صلاة الأوَِّاِبين إذا رَمَضَت الفِصال من الضُحَي
Artinya: shalatnya orang yang bertaubat adalah saat anak unta terbakar (oleh panas matahari) di waktu pagi.
2. Hadits riwayat Ibnu Khuzaiman dan Hakim
لا يحافظ على صلاة الضحى إلا أواب، وهي صلاة الأوابين
Artinya: Hanya orang yang bertaubat yang memelihara shalat dhuha karena
shalat dhuha adalah shalatnya orang-orang yang bertobat.
3. Hadits riwayat Ashbahani
مَنْ صَلَّى الضُّحَى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ فِي
دَهْرِهِ مَرَّةً وَاحِدَةً يَقْرَأُ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ عَشْرَ
مَرَّاتٍ وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ عَشْرَ مَرَّاتٍ وَقُلْ أَعُوذُ
بِرَبِّ الْفَلَقِ عَشْرَ مَرَّاتٍ وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ إحْدَى
عَشْرَةَ مَرَّةً وَقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ عَشْرَ مَرَّاتٍ
وَآيَةَ الْكُرْسِيِّ عَشْرَ مَرَّاتٍ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ فَإِذَا
تَشَهَّدَ سَلَّمَ وَاسْتَغْفَرَ سَبْعِينَ مَرَّةً وَسَبَّحَ سَبْعِينَ
مَرَّةً سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ
وَاَللَّهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِاَللَّهِ
الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ دَفَعَ اللَّهُ عَنْهُ شَرَّ أَهْلِ السَّمَاوَاتِ
وَشَرَّ أَهْلِ الْأَرْضِ وَشَرَّ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ
Arti
kesimpulan: shalat dhuha akan membentengi diri dari keburukan penghuni
langit dan bumi dan gangguan manusia dan jin.(Hadits riwayat Asbahani
dari Ibnu Abbas - lihat Hasyiah Al-Jamal)
WAKTU SHALAT DHUHA
Shalat dhuha dilaksanakan pada pagi sampai siang hari. Dari setelah
matahari agak tinggi (irtifa' asy-Syamsi) sampai sebelum masuk waktu
dzuhur. Adapun waktu terbaik adalah dengan mengakhirkan sampai waktu
agak siang (panas). Kira-kira antara jam 8 sampai jam 10.
JUMLAH RAKAAT SHALAT DHUHA
Paling sedikit dua rakaat. Sedang paling banyak adalah delapan rokaat.
Berdasarkan hadits dari Abu Dzar berikut:
أن النبي صلى الله عليه وسلم دخل بيتها يوم فتح مكة وصلى ثماني ركعات، فلم أر صلاة قط أخف منها؛ غير أنه يتم الركوع والسجود
Artinya: Nabi Muhammad pada hari pembebasan Makkah (fathu Makkah) masuk
ke rumahnya dan shalat delapan rakaat. Aku tidak pernah melihat shalat
yang lebih ringan (lebih cepat) dari itu. Akan tetapi beliau tetap
menyempurnakan ruku' dan sujud (hadits sahih riwayat Bukhari dan
Muslim).
Pendapat ini adalah yang mu'tamad sebagaimana dinyatakan Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmuk.
Namun, menurut kitab Ar-Raudhah, jumlah rakaat dhuha terbanyak adalah 12 rakaat.
Apabila melaksanakan shalat dhuha lebih dari dua rakaat, maka yang
utama dilaksanakan dengan dipisah salam setiap dua rakaat berdasarkan
hadits riwayat Ahmad dan lain-lain:
صلاة الليل والنهار مثنى مثنى. Shalat malam atau siang (hendaknya dilakukan) dua rakaat dua rakaat.
Namun boleh dilakukan delapan rakaat dengan satu kali salam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar