Minggu, 22 Februari 2015

SEJARAH CETAK SABLON

Sejarah Cetak Sablon

Cetak sablon atau cetak saring telah lama di kenal dan di gunakan oleh bangsa jepang sejak tahun 1664, abad ke 17 , ketika itu Yujensai Miyasaki dan Zisukeo mengembangkannya dengan menyablon kain kimono beraneka motif. Penyablonan kimono itu dilatarbelangi oleh kaisar yang melarang menggunakan kimono bertuliisan tangan. Pesalnya, Kaisar sangat prihatin karena tingginya harga kimono motif tulisan tangan yang beredar di pasar. Dengan keluranya kebijakan tersebut dapat ditekan, dan kimono motif sablon mulia banyak di di gunakan oleh masysrakat jepang.
Sejak itu teknik cetak sablon mulai merambah ke negara-negara. Akan tetapi cetak sablon pada masa itu berkembang tidak terlalu baik, penggunaan kain gasa atau screen sebagi acuan, cetak sebelum di kenal, penyablonan masih menggunakan teknik pengecapan atau menggunakan model cetak atau mal.
Pada tahun 1907, seorang pria kebangsaan Inggris, Samuel simon, mengenalkan teknik sablon denghan menggunakan Chiffon sebagai pola (form) untuk mencetak. Chiffon merupakan bahan rajut yang terbuat dari gasa atau kain saring. Gambar yang tercetak akan mengikuti pola gambar yang ada pada kain gasa. Itu sebabnya teknik ini dikenal dengan sebutan silk screen printing yang berarti mencetak dengan menggunakan kain saring sutra.
Usai perang Dunia kedua, teknik cetak saring terus berkembang pest. Inovasi-inovasi terus dilakukan hingga memunculkan genre baru yaitu teknik cetak saring moderen. Namun, teknik dasar yang di gunakan cetak saring tetap sederhana, mudah, dan murah untuk di praktekan. Karenanya, selama bertahun-tahun, pandangan orang pada teknik saring ini tetap sama, yakni usaha sambilan tetapi menghasilkan”.
Istilah teknik cetak saring di Indonesia kurang di kenal. Istilah yang lebih popular digunakan adalah cetak sablon. Konon, kata sablon berasal dari bahasa belanda, yakni Schablon. Kata tersebut berkulturasi dan menjadi bahasa sarapan hingga bermetamorposis menjadi kata sablon

Sabtu, 24 Mei 2014

KISAH CINTA KARENA ALLAH


BINTANG DI TENGAH HUJAN
 Oleh : Teguh Prastyo
     

 Furqon sebut saja demikian, sosok pemuda yang luar biasa yang mungkin sempurna merasakan indahnya cinta dariNya. Walaupun beribu ujian derita kesulitan hidup yang mungkin semua orang tidak bisa menghadapinya dengan begitu ikhlas dan sabar. Tapi Furqon melalui hari-harinya dengan keikhlasan dan kesabaran yang tinggi terhadap takdir Allah untuknya, tidak pernah mengeluh ataupun putus asa, tidak ada rasa rendah diri, tetap tawadhu’ dan begitu santun dalam pergaulannya, sangat menjaga dirinya dari lawan jenis.
       Kelembutan akhlaqnya yang dipelajari dari kisah-kisah Rodhiyallahuanhu membuat perilakunya lembut tapi tak lemah, meskipun ia tak sekolah yang bernotabenkan islam, namun pendiriannya terhadap agama yang dianutnya begitu kuat sehingga tidak terpengaruh dengan gaya teman-teman yang sebaya dengannya, dia juga tidak pacaran walaupun kadang ia iri dengan temannya yang suka bergandengan, berduaan, berboncengan, ada juga  yang menghina dirinya “Gimana kamu bisa menikah kalau tidak pacaran ….? Emang kamu mau jomblo terus …?” Kata temannya. Tapi dia mengabaikan itu dan berusaha agar  tidak iri dengan temannya. Karena dia tak ragu dengan janji Alllah bahwa laki-laki yang baik mendapatkan wanita yang baik , dan laki-laki yang buruk akan mendapatkan wanita yang uruk pula. Untuk itu lah ia berusaha menjadi laki-laki yang baik dan senetiasa membalut agama islam dalam dirinya agar suatu ketika janji Allah datang kepadanya.
Dia sengaja menulis artikel ini untuk menceritakan seorang wanita muslimah yang ia Cintai karena Allah.
     Awalnya ia bertemu dengannya disebuah acara MOPDIK/ Masa Orientasi Peserta Didik Baru, wanita itu sangat berbeda dengan wanita yang lain yang sibuk berbicara dengan teman-temannya tanpa mendengarkan guru yang sedang menerangkan, sedang wanita tersebut dengan seksama  mendengarkan guru, berpakaian muslimah, tidak banyak bicara, sopan dan sepertinya akhlaqnya mulia seperti bintang dikegelapan malam.
Dari sikanya itulah aku tertarik dengannya dan ingin lebih dekat lagi, tapi aku hanya melihat dan memerhatikannya dari jauh, karena belum berani menghampirinya.
       Ketika istirahat ada seorang laki-laki yang menghampiri  wanita itu, rupanya ia ingin berkenalan dengan jabat tangan, tapi wanita itu tak peduli dan hanya berkata “MA’AF” dan langsung lari kedalam kelas. Dari kejadian itulah aku semakin semakin penasaran, lalu aku mencari tahu tentangnya kepada teman yang sudah kenal dia, “Kenapa teman mu itu cuek banget sama laki-laki yang belum dia kenal…?” Tanya Furqon. “dia memang cuek sama orang yang belum dikenal, tetapi kalau sudah kenal dia orangnya baik dan ramah, hanya saja ia menjalankan nasehat ibunya agar selalu menjaga diri, lisan dan akhlaqnya.” Jawab temanku.
        Suatu hari ada pengumuman pembagian kelas pembelajaran, sudah takdir atau hanya keberuntungan saja aku satu kelas dengan wanita itu, Sebut saja namanya dewi dia memang sangat cantik, pintar, tidak sombong, sopan, tawadhu’ qona’ah dan lemah lembut. Bagiku hampir sempurna. Termasuk kriteria wanita sholikhah yang aku idamkan, tak heran jika banyak laki-laki  dikelas maupun satu sekolah banyak yang suka dengan dia, dan semoga dia tidak malu berteman denganku.
          Sejak pertama kali masuk sekolah  Fuurqon memang sudah mencintainya karena Allah, hanya saja ia merasa tak mungkiin memilikinya, karena aku bukanlah orang yang tampan, kaya, pinter, dan banyak kekurangan ku. Memang aku nmencintainya dari dulu, namun aku hanya bisa melihat dan memperhatikannya dari jauh, berpura-pura tak suka, untuk menghindari kemaksiatan, aku belum ingin mengungkapkan ataupun menunjukkan walaupun cinta ini tidak akan sampai membuatku meninggal karena memendamnya. Malu atau apapun itu aku lebih baik bersembunyi darinya daripada harus merasakan getaran-getaran didada yang memebuatku aneh jadi tak karuan.
        Disa’at jam pembelajaran tanpa sengaja mata saling melirik saling menatap ada sebuah gejolak rasa aneh melintas dalam dada, perasaan aneh yang semakin bergelora semakin lama semakin menyiksa lalu tersadar keduanya “Astaghfirullah” rupanya setan sudah mulai menancapkan godaan sesatnya, Furqon dan  Dewi segera mengalihkan pandangannya demi menjaga kemuliaan dan menghindari zina.
Seiring berjalannya waktu Furqon dan Dewi menjadi teman yang sangat akrab dan membangun persahabatan karena Allah meskipun sudah kuliyah di tempat yang berbeda dan jarang ketemu, persahabatannya tetap dijaga meski hanya bekomunikasi lewat pesan. 
        Walaupun semua tahu Furqon hanyalah manusia biasa, laki-laki biasa yang Allah karuniakan keinginan untuk bisa membentuk rumah tangga bersama wanita sholikhah namun Furqon mencoba untuk tahu diri dengan keadaan dirinya maka dia pun tidak pernah mengatakan keinginannya bahkan hanya dengan kata kiasan. Suatu ketika ia ditanya Dewi “ Adakah akhwat yang engkau kehendaki sebagagi istri ……..?” Furqoh hanya tersenyum malu, jawabnya saat itu ‘Allah yang lebih tahu yang terbaik untuk aku” SUBHANALLAH.
Semua tetap berikhtiar menentukan takdir yang akan menjadi pendampingnya, walau beribu kali harus menahan rasa. Memang tak bisa memaksa akhwat yang belum siap menerima kondisinya, karena bagaimamnapun juga pernikahan akhirnya harus terangkum antara kedua pihak yang melakukannya 
       Janji dan cinta Allah memang tak bisa menjauh dari hamba-hambanya yang ikhlas dan selalu bersyukur atas semua takdir yang ditetapkan padanya. Sesosok Dewi wanita sholikhah dengan fisik sempurna nyaris tanpa cela yang bisa saja memilih seorang laki-laki yang sekufu dengannya atau lebih dari itu, namun pada akhirnya mengikhlaskan diri untuk menetapi takdir menjadi bidadari akhi Furqon.
Melewati proses meyakinkan diri, berkali-kali dicoba untuk difikir ulang memastikan keputusan dengan menjelaskan detail bagaimana dan seperti apa Furqon sebenarnya, juga kepada keluarganya, dan kehendak Allah tidak bisa menduga Dewi menjawab “INSYAALLAH” dia yang terbaik, saya tidak melihat dari fisiknya, tapi saya melihat ada cahaya yang menyatukan denganku didunia dan mengantarkanku kesurga insyaallah. Sekali lagi rekan-rekan hanya mampu bertasbih, bertakbir, bertahmid. Setelah Furqon tahu hasilnya seketika air matanya mengalir deras terangkai dengan sujud syukur yang begitu lama.
Indahnya karunia dan keikhlasan seorang hamba. 
      Dewi mungkin mungkin mutiara yang diperuntungkan untuk seortang mutiara Furqon ia menjadi sesosok akhwat yang begitu luar biasa. Selanjutnya, setelah keduanya saling mencintai dan keduanya sudah saling merestui, kini Furqon menghampiri seorang mutiara untuk meminang dan menjadi permaisuri didalam hidupnya. Kini Furqon dan Dewi menjadi mutiara-mutiara indah yang mungkin keelokannya tak bisa dilihat  dengan jelas, Allah tak pernah salah memilih hambanya menjadi mutiara penuh cahaya walau ia berkubang dalam Lumpur kekurangan.
        Mereka tetaplah seperti bintang yang menghiasi malam di tengah hujan hingga detik ini, sekian tahun Allah mengumpulkan mereka dalam mahligai pernikahan. Semakin kokoh dalam rumah tanggga, semakin kuat, saling mendukung tak surut dalam perjalanan dakwah, dan telah lahir bintang-bintang yang mampu hidup di tengah kehidupan yang begitu santun, tawadhu’. Cerdas. Insyaallah

pembuat
nama: teguh prastyo (tepraz)
kota: kudus jateng
fb: tepraz strong

Minggu, 23 Februari 2014

NASEHAT KEPADA WANITA


‘Kepada Calon-calon bidadari penghuni Surga”
Wahai calon-calon Sholikhah kebanggaan islam, wahai kaum hawa yang didadanya tertanam bunga iman mari sejenak menyelami samudra hikmah, meneguk untaian nasehat yanga akan menghilangkan dahaga iman.
Ø      Saudariku,
Wanita muslimah bagaikan bunga yang menawan, dan bagaikan sebuah perhiasan yang tak ternilai harganya, begitu indah, berkilau dan menentramkan. Teramat banyak yang ingin meraih bunga tersebut namun tentunya tak sembarang orang mampu meraihnya.
Ø      Saudariku,
Muislim sejati adalah mereka yang pandangan matanya selalu menunduk dan mampu menundukkan mata-mata lelaki yang mencoba menaklukannya.
Ø      Saudariku,
Tidak semua wanita yang berjilbeb itu sholikhah, tapi wanita yang sholikhah itu pasti berjilbab.

Jika hidup ini pilihan, kenapa hanya sedikit yang ungin menjadi wanita sholikhah yang hidupnya dikagumi dunia  dan disurga nanti, jika Allah menjadikan islam itu mudah, bukan berarti yang wajib itu menjadi sunnah dan jika berjilbab itu wajib bukan berarti wanita itu bias pamer aurat dan meengatakan aku belum siap, wajib harus tetap dilaksanakan dan ini adalah ketenyuan Allah
Ø      Saudariku,
Semoga engkau menjadi permata yang berlian yang tidak mudah disentuh kecuali yang berhak, yang menyadari kemuliaan, yang menundukkan pandangan, dan memelihara auratnya yang teguh menjaga kehormatan dan kesucian.
Ø      Wahai Saudariku,
Wanita adalah kunci kebaikan suatu umat, wanita bagaikan batu bara ia adalah pembangun generasi manusioa jika kaum wanita baik maka baiklah suatu generasi dan sebaliknya.
Ø      Wanita Sholikhak
adalah sebaik-baik perhiasan dunia yang mengalahkan tumpukan emas, perak, intan, permata serta perhiasan dunia apapun.
      Sholikhah atau t idaknya wanit atergantung pada ketentuan aturan-aturan Allah bukan saja bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putrid. Kemuliaan wanita sholikhah digambarkan oleh Rosulullah SAW yang bersabda “ Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita Sholikhah”(HR>Mmuslim)
Ø      Wanita Sholikhah
Sangat memperhatikan kualitas kata-katanya, tidak ad adalam sejarah kalau wanita sholikhah itu centil, suka jingkrak-jingkrak, menjerit-jerit dan loncat-loncat saat mendapatkan kesenangan, ia sangat menjaga setiap tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian intan yang penuh makna dan bermutu tingggi.

Sungguh tak pernah terbayangkan bagaimana hidup bersama istri sholikhah yang sejuk dipandang, menentramkan hati danjiwa. Namun meskipun demikian ia tetaplahmanusia biasa, kadang benar, kadang salah, ia juga masih memiliki hati nurani dan air mata, sehingga tak jarang hatinya menangis karena terluka, ia juga membutuhkan seseoramg yang sanggup membimbingnya menuju jalan yang benaaar, ia juga butuh teman yang selalu berada disisinya dan mengusap air mata dipipinya dikala ia sedih dan menangis. Mungkin dunia ini tak berwarna tanpa hadirnya wanita bahkan kenikmatan surga terasa tak lengkap tanpa di temani wanita

Slah satu indikasinya bahwa ia imannya kuat adalah kemampuuannya memelihara rasa malu, dengan adanya rasa malu segala tutur kata dan tingkah lakunya selalu terkontrol, ia tidak akan berbuat sesuatu  yang menyimpang dari bimbingan Al-Qur’an Dan Sunnah Rosul. Insyaallah nasihat ini terterap di jiwa setiap wanita dan akan saling menasehati kepada sesamanya agar banyak yang menjadi calon-calon bidadari surga.

Rabu, 15 Januari 2014

PACARAN MENURUT ISLAM

sebagaiseorangremaja tuntunya kita sudah tidak asing lagi dengan yang namanya "PACARAN", tapi sudah tahukah kita tentang hukumdan akibat dari pacaran......? yang sudah tertulis jelas dalam AL Qur'an dan Hadits.
 untuk lebih jelasnya kita meminta penjelasan dari ustadz atau ustadzah.
istilah pacaran sudah tersebar luas dalam dunia remaja, ini tidak lain dengan menjalin hubungan, memadu kasih, mengukir kisah asmara, dan tidak lain akan berjanji setia sehidup semati dan tidak jarang juga kita tahu semua itu tidak lepasdari yang saling memandang, berpegangan tangan dan berduaan.

  sedangkan dalam hadits telah dijelaskan, Rasulullah SAW bersabda:" telah di tulis bagi setiap bani adam bagian dari zina, pasti dia juga akan melakukannya, kedua matanya zina adalah memandang, lisan zinanya adalah berbicara, kaki zinanya adalah melangkah, sementara qolbu berkeinginan dan berangan-angan, maka kemaluannya yg membenarkan atau mendustakannya." (HR,Bukhori).
dalam hadits tersebut telah dijelaskan, dan kita tau semua itu adalah zina, Rasulullah tidak pernah mengajarkan kita untuk berzina dan ALLAH melarang hambanya untuk mendekati zina, Allah berfirman:" dan janganlah kamu mendekati zina, itu adalah perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk."(QS al isra':30) pacaran ituharam

   kecintaan terhadap lawan jenis adalah fitrah yang ada pada setiap manusia yang sempurna. inilah hikmah diciptakannya manusia dengan jenis yang berbeda, berupa pria dan wanita. Allah berfirman:" dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa apa yang diinginkan, yaitu wanita wanita, anak anak, harta yang banyak dari jenis emas perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang, itulah kesenangan hidup didunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik."(QS.Ali imran: 14). namun kecintaan kepadalawan jenis harus diletakkan pada tempat yang sesuai aturan syari'at, jika tidak maka disinilah manusia akan hidup seperti binatang, bahkan lebih keji lagi. cara dan tipsnya yang syar'i, bina dan tumbuhkan cinta ini dalam rumah tangga melalui gerbang nikah

Selasa, 17 Desember 2013

HUKUM MERAYAKAN HARI VALENTINE BAGI UMAT ISLAM

Valentine's Day atau dengan kata lain hari kasih sayang adalah salah satu contoh hari besar di luar Islam yang pada hari itu sebagian kaum muslimin ikut memperingatinya, terutama pada kalangan remaja dan pemuda.
Valentine’s Day menurut literatur ilmiyah yang kita dapat menunjukkan bahwa perayaan itu bagian dari simbol agama Nasrani. Bahkan kalau mau dirunut ke belakang, sejarahnya berasal dari hari upacara ritual agama Romawi kuno. Adalah Paus Gelasius I pada tahun 496 yang memasukkan upacara ritual Romawi kuno ke dalam agama Nasrani, sehingga sejak itu secara resmi agama Nasrani memiliki hari raya baru yang bernama Valentine’s Day. The Encyclopedia Britania, vol. 12, sub judul: Chistianity, menuliskan penjelasan sebagai berikut: “Agar lebih mendekatkan lagi kepada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari .
Keterangan seperti ini bukan keterangan yang mengada-ada, sebab rujukannya bersumber dari kalangan barat sendiri. Dan keterangan ini menjelaskan kepada kita, bahwa perayaan hari valentine itu berasal dari ritual agama Nasrani secara resmi. Dan sumber utamanya berasal dari ritual Romawi kuno. Sementara di dalam tatanan aqidah Islam, seorang muslim diharamkan ikut merayakan hari besar pemeluk agama lain, baik agama Nasrani ataupun agama paganis dari Romawi kuno. Oleh karena itu kiranya perlu dijelaskan kepada kaum muslimin mengenai hukum merayakan hari Valentine atau yang sering disebut sebagai hari kasih sayang.

Keinginan untuk ikut-ikutan memang ada dalam diri manusia, akan tetapi hal tersebut menjadi tercela dalam Islam apabila orang yang diikuti berbeda dengan kita dari sisi keyakinan dan pemikiran. Apalagi bila mengikuti dalam perkara akidah, ibadah, syi’ar dan kebiasaan. Padahal Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah melarang untuk mengikuti tata cara peribadatan selain Islam, dielaskan, "Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut." (HR. At-Tirmidzi).
Ibnu Qayyim al-Jauziyah berkata, Memberikan ucapan selamat terhadap acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, Selamat hari raya!! dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah subhanahu wata 'ala. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah subhanahu wata 'ala dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Seperti orang yang memberi selamat kepada orang lain atas perbuatan maksiat, bid’ah atau kekufuran. Padahal dengan itu ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah subhanahu wata ala.

Abu Waqid meriwayatkan, "Rasulullah shallallahu alaihi wasallam saat keluar menuju perang Khaibar, beliau melewati sebuah pohon milik orang-orang musyrik, yang disebut dengan Dzaatu Anwaath, biasanya mereka menggantungkan senjata-senjata mereka di pohon tersebut. Para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata, "Wahai Rasulullah, buatkan untuk kami Dzaatu Anwaath, sebagaimana mereka mempunyai Dzaatu Anwaath." Maka Rasulullah bersabda, "Maha Suci Allah, ini seperti yang diucapkan kaum Nabi Musa, "Buatkan untuk kami tuhan sebagaimana mereka mempunyai tuhan-tuhan." Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang-orang yang ada sebelum kalian." (HR. At-Tirmidzi, Hasan Shahih).
Syaikh Muhammad al-Utsaimin ketika ditanya tentang Valentine's Day mengatakan, "Merayakan hari Valentine itu tidak boleh, karena alasan berikut:
Pertama; ia merupakan hari raya bid'ah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari'at Islam.
Kedua; ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para salaf shalih (pendahulu kita) - semoga Allah meridhai mereka -. Maka tidak halal melakukan ritual hari raya, baik dalam bentuk makan-makan, minum-minum, berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya. Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan. Semoga Allah subhanahu wata 'ala melindungi kaum muslimin dari segala fitnah (ujian hidup), yang tampak ataupun yang tersembunyi dan semoga meliputi kita semua dengan bimbingan-Nya."
Maka adalah wajib bagi setiap orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat untuk melaksanakan wala' dan bara' (loyalitas kepada muslimin dan berlepas diri dari golongan kafir) yang merupakan dasar aqidah yang dipegang oleh para salaf shalih. Yaitu mencintai orang-orang mu'min dan membenci dan menyelisihi orang-orang kafir dalam ibadah dan perilaku.
Di antara dampak buruk menyerupai mereka adalah:
Ikut mempopulerkan ritual-ritual mereka sehingga terhapuslah nilai-nilai Islam. Dampak buruk lainnya, bahwa dengan mengikuti mereka berarti memperbanyak jumlah mereka, mendukung dan mengikuti agama mereka, padahal seorang muslim dalam setiap raka'at shalatnya telah membaca ayat, artinya,


اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ, صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ
"Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS.Al-Fatihah: 6-7)

Bagaimana mungkin ia memohon kepada Allah subhanahu wata 'ala agar ditunjukkan kepadanya jalan orang-orang yang mu'min dan dijauhkan darinya jalan golongan mereka yang sesat dan dimurkai, namun ia sendiri justru menempuh jalan sesat itu dengan sukarela.
Lain dari itu, mengekornya kaum muslimin terhadap gaya hidup mereka akan membuat mereka senang serta dapat melahirkan kecintaan dan keterikatan hati. Allah subhanahu wata 'ala telah berfirman,


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu), sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim." (QS. Al-Maidah: 51)

Di dalam ayat lainnya, artinya ;

لا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الإيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum, yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang, dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang, yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka, dengan pertolongan yang datang dari-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah redha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung." (QS. Al-Mujaadilah: 22)

Ada seorang gadis mengatakan bahwa ia tidak mengikuti keyakinan mereka, hanya saja hari Valentine tersebut secara khusus memberikan makna cinta dan suka citanya kepada orang-orang yang memperingatinya.
Ini adalah suatu kelalaian, padahal sekali lagi: Perayaan ini adalah acara ritual agama lain. Hadiah yang diberikan sebagai ungkapan cinta adalah sesuatu yang baik, namun bila dikaitkan dengan pesta-pesta ritual agama lain dan tradisi-tradisi Barat, akan mengakibatkan seseorang terobsesi oleh budaya dan gaya hidup mereka.
Mengadakan pesta pada hari tersebut bukanlah sesuatu yang sepele, tapi lebih mencerminkan pengadopsian nilai-nilai Barat yang tidak memandang batasan normatif dalam pergaulan antara pria dan wanita sehingga saat ini kita lihat struktur sosial mereka menjadi porak-poranda.
Alhamdulillah, kita mempunyai pengganti yang jauh lebih baik dari itu semua, sehingga kita tidak perlu meniru dan menyerupai mereka. Di antaranya, bahwa dalam pandangan kita, seorang ibu mempunyai kedudukan yang agung, kita bisa mempersembahkan ketulusan dan cinta itu kepadanya dari waktu ke waktu, demikian pula untuk ayah, saudara, suami dst, tapi hal itu tidak kita lakukan khusus pada saat yang dirayakan oleh orang-orang kafir.
Semoga Allah SWT senantiasa menjadikan hidup kita penuh dengan kecintaan dan kasih sayang yang tulus, yang menjadi jembatan untuk masuk ke dalam Surga yang hamparannya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Semoga Allah menjadikan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang disebutkan dalam hadits qudsi, Allah subhanahu wata 'ala berfirman yang artinya,
"Kecintaan-Ku adalah bagi mereka yang saling mencintai karena Aku, yang saling berkorban karena Aku dan yang saling mengunjungi karena Aku." (HR. Ahmad) (fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin)


Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Seorang muslim dilarang untuk meniru-niru kebiasan orang-orang di luar Islam, apalagi jika yang ditiru adalah sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan, pemikiran dan adat kebiasaan mereka.
- Bahwa mengucapkan selamat terhadap acara kekufuran adalah lebih besar dosanya dari pada mengucapkan selamat kepada kemaksiatan seperti meminum minuman keras dan sebagainya.
- Haram hukumnya umat Islam ikut merayakan Hari Raya orang-orang di luar Islam.
- Valentine’s Day adalah Hari Raya di luar Islam untuk memperingati pendeta St. Valentine yang dihukum mati karena menentang Kaisar yang melarang pernikahan di kalangan pemuda. Oleh karena itu tidak boleh ummat Islam memperingati hari Valentine tersebut
 follow http://twitter.com/teguhprastyo40

APA HUKUM MERAYAKAN TAHUN BARU MENURUT ISLAM

Tulisan Hukum Islam Merayakan Tahun Baru Masehi ini saya ambil dari sebuah blog islam yaitu arsitek-peradaban.abatasa.com ditulis oleh Ahmad Sarwat. Ide merepost artikel ini saya dapat setelah mendengarkan ceramah jum'at mengenai Perayaan Tahun Baru Masehi yang diharamkan oleh Islam dengan alasan menyangkut Aqidah. Untuk memperjelas hukum tersebut untuk saya sendiri maupun pembaca blog ini maka saya repost tulisan ini. Berikut tulisan tentang Hukum Hukum Islam Merayakan Tahun Baru Masehi
Ada sekian banyak pendapat yang berbeda tentang hukum merayakan tahun baru masehi. Sebagian mengharamkan dan sebagian lainnya membolehkannya dengan syarat.

1. Pendapat yang Mengharamkan

Mereka yang mengharamkan perayaan malam tahun baru masehi, berhujjah dengan beberapa argumen.

a. Perayaan Malam Tahun Baru Adalah Ibadah Orang Kafir

Bahwa perayaan malam tahun baru pada hakikatnya adalah ritual peribadatan para pemeluk agama bangsa-bangsa di Eropa, baik yang Nasrani atau pun agama lainnya.
Sejak masuknya ajaran agama Nasrani ke Eropa, beragam budaya paganis (keberhalaan) masuk ke dalam ajaran itu. Salah satunya adalah perayaan malam tahun baru. Bahkan menjadi satu kesatuan dengan perayaan Natal yang dipercaya secara salah oleh bangsa Eropa sebagai hari lahir nabi Isa.
Walhasil, perayaan malam tahun baru masehi itu adalah perayaan hari besar agama kafir. Maka hukumnya haram dilakukan oleh umat Islam.

b. Perayaan Malam Tahun Baru Menyerupai Orang Kafir

Meski barangkali ada yang berpendapat bahwa perayaan malam tahun tergantung niatnya, namun paling tidak seorang muslim yang merayakan datangnya malam tahun baru itu sudah menyerupai ibadah orang kafir. Dan sekedar menyerupai itu pun sudah haram hukumnya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
Siapa yang menyerupai pekerjaan suatu kaum (agama tertentu), maka dia termasuk bagian dari mereka.

c. Perayaan Malam Tahun Baru Penuh Maksiat

Sulit dipungkiri bahwa kebanyakan orang-orang merayakan malam tahun baru dengan minum khamar, berzina, tertawa dan hura-hura. Bahkan bergadang semalam suntuk menghabiskan waktu dengan sia-sia. Padahal Allah SWT telah menjadikan malam untuk berisitrahat, bukan untuk melek sepanjang malam, kecuali bila ada anjuran untuk shalat malam.
Maka mengharamkan perayaan malam tahun baru buat umat Islam adalah upaya untuk mencegah dan melindungi umat Islam dari pengaruh buruk yang lazim dikerjakan para ahli maksiat.

d. Perayaan Malam Tahun Baru Adalah Bid`ah

Syariat Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW adalah syariat yang lengkap dan sudah tuntas. Tidak ada lagi yang tertinggal.
Sedangkan fenomena sebagian umat Islam yang mengadakan perayaan malam tahun baru Masehi di masjid-masijd dengan melakukan shalat malam berjamaah, tanpa alasan lain kecuali karena datangnya malam tahun baru, adalah sebuah perbuatan bid'ah yang tidak pernah dikerjakan oleh Rasulullah SAW, para shahabat dan salafus shalih.
Maka hukumnya bid'ah bila khusus untuk even malam tahun baru digelar ibadah ritual tertentu, seperti qiyamullail, doa bersama, istighatsah, renungan malam, tafakkur alam, atau ibadah mahdhah lainnya. Karena tidak ada landasan syar'inya.
                semoga bermanfaat

Senin, 24 Juni 2013

MENGAPA PACARAN DILARANG ISLAM

Alasan Mengapa Pacaran (HTS, TTM, dan sejenisnya) Dilarang ?

Seperti yang kita ketahui bahwa Islam melarang pacaran. Mengapa demikian ? Apa pula itu pacaran ? pertanyaan-pertanyaan seperti itu muncul ketika masalah ini dibahas. Dalam Al-qur'an disebutkan, " wala taqrobuzzina" yang artinya, " janganlah mendekati zina.
Pacaran tidak lepas dari tindakan menerjang larangan larangan Allah subhanahu wa ta’ala. Fitnah ini bermula dari pandang memandang dengan lawan jenis kemudian timbul rasa cinta di hati—sebab itu, ada istilah “dari mata turun ke hati”— kemudian berusaha ingin memilikinya, entah itu dengan cara kirim SMS atau surat cinta, telepon, atau yang lainnya. Setelah itu, terjadilah saling bertemu dan bertatap muka, menyepi, dan saling bersentuhan sambil mengungkapkan rasa cinta dan sayang. Semua perbuatan tersebut dilarang dalam Islam karena merupakan jembatan dan sarana menuju perbuatan yang lebih keji, yaitu zina. Bahkan, boleh dikatakan, perbuatan itu seluruhnya tidak lepas dari zina.

Perhatikanlah sabda Rasulullah shallallahu ’alayhi wa sallam :
“Ditetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, akan diperolehnya hal itu, tidak bisa tidak. Kedua mata itu berzina, zinanya dengan memandang. Kedua telinga itu berzina, zinanya dengan mendengarkan. Lisan itu berzina, zinanya dengan berbicara. Tangan itu berzina, zinanya dengan memegang. Kaki itu berzina, zinanya dengan melangkah. Sementara itu, hati berkeinginan dan beranganangan sedangkan kemaluan yang membenarkan itu semua atau mendustakannya.” (H.R. Muslim: 2657, Bukhori: 6243)

Al Imam an Nawawi rahimahullah berkata :
“Makna hadits di atas, pada anak Adam itu ditetapkan bagiannya dari zina. Di antara mereka ada yang melakukan zina secara hakiki dengan memasukkan farji (kemaluan)nya ke dalam farji yang haram. Ada yang zinanya secara majazi (kiasan) dengan memandang wanita yang haram, mendengar perbuatan zina dan perkara yang mengantarkan kepada zina, atau dengan sentuhan tangan di mana tangannya meraba wanita yang bukan mahromnya atau menciumnya, atau kakinya melangkah untuk menuju ke tempat berzina, atau melihat zina, atau menyentuh wanita yang bukan mahromnya, atau melakukan pembicaraan yang haram dengan wanita yang bukan mahromnya dan semisalnya, atau ia memikirkan dalam hatinya. Semuanya ini termasuk zina secara majazi.” (Syarah Shohih Muslim: 16/156157)

Adakah di antara mereka tatkala berpacaran dapat menjaga pandangan mata mereka dari melihat yang haram sedangkan memandang wanita ajnabiyyah (bukan mahram) atau laki-laki ajnabi (bukan mahram) termasuk perbuatan yang diharamkan?!